Siapa? (Episode 03)

Tangis yang pecah di pelupuk matamu
telah melukiskan kesedihanmu, di jantungku.
Barangkali inilah cinta. Bukan begitu, bukan!
Tepatnya: mencintai..

Kerut bibir merah jambu, ialah sepi
Saat duka bibir itu bukan untukku.
Tapi nyanyian tetap hanya nyanyian
Pun dengan aku
dan puisiku

Siapa kamu?
Membuatku rela menjilati tiap air mata
yang mengalir di pipimu
yang dijatuhkan bukan karena aku
Siapa? Siapa! Katakan padaku: untuk apa aku begini.

Bukan kecantikanmu sebab aku menujumu
Bukan sajak peneman sepimu yang kautulis sendiri
Bukan kisah cintamu yang masai
Bukan deru air matamu yang menggebu
Tapi merah bibir dan matamu
yang membuatku menyadari;
Berartinya kehidupan.

Siapa kamu?
Aku ingin kamu. Tapi,
siapa aku.

Tihtian Asmoro,
Demikian Dalam Suratnya, Batang Kuantan, 16 November 2013.

*)baca juga:

  • Siapa? (Episode 02)
  • Dikirim dari WordPress untuk BlackBerry.

    Siapa? (Episode 02)

    Halo yang di sana…
    Berhubung gue (gue? Bahasanya bisa dibuat lebih bersahabat, Yan? Oke, saya aja) belum mendapatkan ide untuk menulis #FF100Kata, maka saya putuskan untuk menulis puisi saja dulu.
    Lalu puisi tentang (si)apa? Nah tiba-tiba timbul ide, bagaimana jika saya melanjutkan puisi saya sebelumnya yang bertemakan “Siapa?” seperti halnya puisi saya yang bertemakan “Rindu”.
    Oke, untuk menambahkan kegalau langsung saja *Nyalain lagu Radio (Ost. Seandainya Movie 2012) – The Radio*……

      SIAPA? (Episode 02)

      Lagi-lagi malam kotaku sebentuk gerimis yang dijatuhkan di Himalaya
      Lagi-lagi siluetmu penyebabnya. Siapa kamu sebenarnya
      yang kutahu kamu datang dari tanda titik dua pada sajak yang kutulis
      lalu menghilang lagi setiap tanda titik pada sajak yang kutulis.
      Begitu seterusnya.

      Katakan padaku: apa yang harus kulakukan untuk membuatmu
      tinggal pada pelukanku atau sekadar menyedukan kopi pada setiap pagi untukku.
      Walau itu terasa terlalu tinggi untuk kumasukan sebagai harapan.

      Siapa kamu? Menelanjangi sukmaku dengan meniupkan kerinduan
      menyiksaku dengan pedang cinta yang tak pernah kautawarkan
      membahagiakanku dengan senyumanmu yang tak pernah kauberikan.

      Sampai kapan: aku akan terus bertanya — siapa kamu?

    Tihtian Asmoro,
    Demikian Dalam Suratnya, Kuantan Singingi, 9 November 2013.

    Nah, sekarang tinggalkan komentar kamu. Biar aku bisa tahu tentang bagaimana puisiku di mata pembaca. Etapi yang positif ya. Iya.
    Sampai ketemu lagi.
    Bye.

    *)baca juga:

  • Siapa? (Episode 01).
  • Dikirim dari WordPress untuk BlackBerry.

    [Puisi] Siapa?

    Siapa kamu? Sepertinya aku mengenalmu
    jauh sebelum siang berupa terang
    Merah bibirmu: seribu gelas madu terbaik

    Siapa kamu? Sepertinya aku mengenalmu
    Jauh sebelum malam berupa gelap
    Sayu matamu: kesedihan untukku yang tak berhak

    Frisca. Katamu. Aku tak percaya
    kesedihanku lenyap karenamu. Tapi mungkin
    kamu telah menukar kesedihanku
    dengan kesedihan yang paling sunyi — jika aku tak bisa memilikimu.

    Demikian Dalam Suratnya, Pekanbaru, 27 Oktober 2013
    Tihtian Asmoro,

    *)baca juga:

  • Siapa? (Episode 02)